Understanding Wealth: A Biblical Perspective on True Fulfillment

 

Summary

Dalam renungan pagi ini, kita merenungkan bahaya dari kekayaan dan bagaimana seharusnya kita memandangnya dalam terang firman Tuhan. Kita belajar dari kitab Pengkotbah, khususnya dari pengalaman Raja Salomo, yang dikenal sebagai orang terkaya sepanjang sejarah. Salomo mengingatkan kita bahwa mencintai uang dan menjadikannya tujuan hidup adalah sia-sia dan berbahaya. Kekayaan tidak akan pernah memuaskan, malah bisa menjadi sumber kesedihan dan penderitaan. Kita diingatkan bahwa kekayaan dapat menarik banyak orang yang hanya ingin memanfaatkan kita, membuat kita sulit tidur, bahkan mengancam nyawa kita. Selain itu, kekayaan bisa hilang secara mendadak dan membuat kita lupa akan umur kita, serta tidak dapat dibawa ke alam keabadian.

Namun, kitab Pengkotbah juga memberikan dua antidot untuk menghindari bahaya kekayaan. Pertama, kita harus memandang kekayaan sebagai karunia dari Tuhan. Semua yang kita miliki adalah hasil dari kasih karunia-Nya, bukan semata-mata hasil usaha kita. Kedua, kita perlu memohon karunia untuk menikmati apa yang kita miliki. Tanpa karunia ini, kita tidak akan bisa menikmati kekayaan yang kita peroleh. Kita diajak untuk menjadikan Kristus sebagai tujuan hidup kita, bukan kekayaan. Dengan menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup kita, kita akan diberkati dan dapat menikmati berkat-berkat yang diberikan-Nya.

Key Takeaways:

- Kekayaan Tidak Memuaskan: Mencintai uang dan menjadikannya tujuan hidup tidak akan pernah memuaskan. Seperti minum air garam, semakin kita minum, semakin haus kita. Kekayaan yang dijadikan tujuan hidup akan merusak karakter kita dari dalam dan membuat kita menjadi budak dari kekayaan itu sendiri. [01:06:26]

- Kekayaan Menarik Benalu: Kekayaan dapat menarik banyak orang yang hanya ingin memanfaatkan kita. Mereka datang sebagai saudara atau teman palsu, hanya untuk mencari keuntungan pribadi. Kita harus waspada terhadap orang-orang yang mendekat hanya karena kekayaan kita. [01:07:45]

- Kekayaan Mengancam Nyawa: Kekayaan bisa menjadi ancaman bagi nyawa kita. Banyak orang yang menginginkan apa yang kita miliki, dan mereka bisa mengambil risiko besar untuk mendapatkannya. Kita harus berhati-hati dan tidak menjadikan kekayaan sebagai tujuan hidup. [01:10:53]

- Kekayaan Tidak Dapat Dibawa Mati: Semua kekayaan yang kita kumpulkan tidak dapat kita bawa ke alam keabadian. Kita harus menggunakan kekayaan kita untuk hal-hal yang bersifat kekal, seperti menolong sesama dan mendukung pekerjaan Tuhan. [01:18:19]

- Karunia Menikmati: Selain diberkati dengan kekayaan, kita juga perlu karunia untuk menikmatinya. Banyak orang kaya yang tidak bisa menikmati hidup mereka. Kita harus memohon kepada Tuhan untuk memberi kita karunia menikmati apa yang kita miliki. [01:31:35]

Youtube Chapters:

[00:00] - Welcome
[52:47] - Introduction to Ecclesiastes
[53:59] - The Futility of Wealth
[54:38] - The Reality of Life's Struggles
[55:25] - The Joy of Simple Pleasures
[56:27] - The Question of Purpose
[57:35] - Misunderstanding Ecclesiastes
[59:21] - Realism of the Preacher
[01:00:29] - Solomon's Wealth
[01:01:31] - The Danger of Wealth as a Goal
[01:02:22] - Christ as the Ultimate Goal
[01:04:14] - Eight Dangers of Wealth
[01:06:26] - Wealth Does Not Satisfy
[01:07:45] - Wealth Attracts Parasites
[01:10:53] - Wealth Threatens Life
[01:18:19] - Wealth Cannot Be Taken to Eternity
[01:31:35] - The Gift of Enjoyment
[01:34:56] - Conclusion and Call to Action

Study Guide

### Bible Study Discussion Guide

#### Bible Reading
1. Pengkotbah 5:10-20
2. Yohanes 1:38

---

#### Observation Questions
1. Apa yang dikatakan oleh Pengkotbah tentang orang yang mencintai uang dan kekayaan? ([52:47])
2. Bagaimana kekayaan dapat mempengaruhi tidur seseorang menurut Pengkotbah? ([01:08:53])
3. Apa yang dimaksud dengan "kekayaan menarik banyak benalu"? ([01:07:45])
4. Mengapa kekayaan tidak dapat dibawa ke alam keabadian menurut Pengkotbah? ([01:18:19])

---

#### Interpretation Questions
1. Mengapa Pengkotbah menyebutkan bahwa mencintai uang adalah sia-sia? Bagaimana ini berkaitan dengan pengalaman Raja Salomo? ([01:06:26])
2. Bagaimana kekayaan dapat menjadi ancaman bagi nyawa seseorang? Apa contoh nyata yang bisa kita lihat di sekitar kita? ([01:10:53])
3. Apa arti dari pertanyaan Yesus "Apakah yang kau cari?" dalam konteks kehidupan kita sehari-hari? ([56:27])
4. Mengapa penting untuk memandang kekayaan sebagai karunia dari Tuhan dan bukan hasil usaha kita semata? ([01:28:59])

---

#### Application Questions
1. Apakah ada area dalam hidup Anda di mana Anda merasa kekayaan menjadi tujuan utama? Bagaimana Anda bisa mengubah fokus Anda kepada Kristus sebagai tujuan hidup? ([01:02:22])
2. Pernahkah Anda merasa sulit tidur karena kekhawatiran tentang harta benda atau keuangan? Apa langkah konkret yang bisa Anda ambil untuk mengatasi kekhawatiran ini? ([01:08:53])
3. Bagaimana Anda bisa lebih waspada terhadap orang-orang yang mendekati Anda hanya karena kekayaan atau status Anda? ([01:07:45])
4. Apakah Anda pernah mengalami kehilangan mendadak dalam hidup Anda? Bagaimana Anda bisa mempersiapkan diri secara rohani untuk menghadapi kehilangan di masa depan? ([01:12:30])
5. Bagaimana Anda bisa menggunakan kekayaan Anda untuk hal-hal yang bersifat kekal, seperti menolong sesama atau mendukung pekerjaan Tuhan? ([01:18:19])
6. Apakah Anda merasa telah menerima karunia untuk menikmati apa yang Anda miliki? Jika tidak, bagaimana Anda bisa memohon karunia ini kepada Tuhan? ([01:31:35])
7. Bagaimana Anda bisa mengingatkan diri sendiri bahwa semua yang Anda miliki adalah karunia dari Tuhan, terutama ketika Anda merasa bangga dengan pencapaian Anda? ([01:28:59])

Devotional

I'm ready to provide the 5-day devotional based on the steps outlined. Here it is:

---

Day 1: Kekayaan Tidak Memuaskan
Kekayaan sering kali dianggap sebagai jalan menuju kebahagiaan, tetapi kenyataannya, mencintai uang dan menjadikannya tujuan hidup tidak akan pernah memuaskan. Seperti minum air garam, semakin kita minum, semakin haus kita. Kekayaan yang dijadikan tujuan hidup akan merusak karakter kita dari dalam dan membuat kita menjadi budak dari kekayaan itu sendiri. Kita harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam ilusi bahwa lebih banyak uang akan membawa lebih banyak kebahagiaan. Sebaliknya, kita harus mencari kepuasan sejati dalam hubungan kita dengan Tuhan dan dalam hal-hal yang bersifat kekal. [01:06:26]

"Barangsiapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan barangsiapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia." (Pengkotbah 5:10, ESV)

Refleksi: Apakah ada area dalam hidup Anda di mana Anda merasa tidak pernah puas? Bagaimana Anda bisa mengalihkan fokus Anda dari mengejar kekayaan ke mengejar hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan?


Day 2: Kekayaan Menarik Benalu
Kekayaan dapat menarik banyak orang yang hanya ingin memanfaatkan kita. Mereka datang sebagai saudara atau teman palsu, hanya untuk mencari keuntungan pribadi. Kita harus waspada terhadap orang-orang yang mendekat hanya karena kekayaan kita. Penting untuk memiliki kebijaksanaan dalam membedakan siapa yang benar-benar peduli dan siapa yang hanya ingin memanfaatkan kita. Dengan demikian, kita dapat melindungi diri kita dari hubungan yang merugikan dan menjaga integritas kita. [01:07:45]

"Orang kaya mempunyai banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya." (Amsal 19:4, ESV)

Refleksi: Apakah ada hubungan dalam hidup Anda yang perlu dievaluasi ulang? Bagaimana Anda bisa memastikan bahwa hubungan Anda didasarkan pada kasih dan kepercayaan, bukan pada keuntungan materi?


Day 3: Kekayaan Mengancam Nyawa
Kekayaan bisa menjadi ancaman bagi nyawa kita. Banyak orang yang menginginkan apa yang kita miliki, dan mereka bisa mengambil risiko besar untuk mendapatkannya. Kita harus berhati-hati dan tidak menjadikan kekayaan sebagai tujuan hidup. Sebaliknya, kita harus mencari perlindungan dan keamanan dalam Tuhan, yang adalah sumber segala sesuatu yang kita butuhkan. Dengan menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup kita, kita dapat hidup dengan damai dan aman. [01:10:53]

"Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan." (Amsal 15:16, ESV)

Refleksi: Apakah ada kekhawatiran atau ketakutan yang Anda miliki terkait dengan kekayaan atau harta benda Anda? Bagaimana Anda bisa menyerahkan kekhawatiran ini kepada Tuhan dan menemukan kedamaian dalam perlindungan-Nya?


Day 4: Kekayaan Tidak Dapat Dibawa Mati
Semua kekayaan yang kita kumpulkan tidak dapat kita bawa ke alam keabadian. Kita harus menggunakan kekayaan kita untuk hal-hal yang bersifat kekal, seperti menolong sesama dan mendukung pekerjaan Tuhan. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa hidup kita memiliki dampak yang abadi dan berarti. Kita diajak untuk memandang kekayaan sebagai alat untuk melayani Tuhan dan sesama, bukan sebagai tujuan akhir. [01:18:19]

"Sebab ketika ia mati, tidak akan dibawanya serta apa pun; kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia." (Mazmur 49:17, ESV)

Refleksi: Bagaimana Anda dapat menggunakan sumber daya yang Anda miliki untuk mempengaruhi kehidupan orang lain secara positif dan kekal? Apakah ada cara baru yang bisa Anda lakukan untuk melayani Tuhan dengan kekayaan Anda?


Day 5: Karunia Menikmati
Selain diberkati dengan kekayaan, kita juga perlu karunia untuk menikmatinya. Banyak orang kaya yang tidak bisa menikmati hidup mereka. Kita harus memohon kepada Tuhan untuk memberi kita karunia menikmati apa yang kita miliki. Dengan demikian, kita dapat hidup dengan rasa syukur dan kepuasan, menikmati setiap berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Menjadikan Kristus sebagai tujuan hidup kita akan membawa kita pada kebahagiaan sejati dan damai sejahtera. [01:31:35]

"Dan juga bahwa setiap orang yang makan dan minum dan menikmati segala jerih payahnya adalah karunia Allah." (Pengkotbah 3:13, ESV)

Refleksi: Apakah Anda benar-benar menikmati berkat-berkat yang Tuhan berikan kepada Anda? Bagaimana Anda bisa lebih bersyukur dan menikmati setiap momen dalam hidup Anda, terlepas dari keadaan Anda?

Quotes


Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang. Dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia. Dengan bertambahnya harta bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain daripada melihatnya? Enak tidurnya orang yang bekerja. Baik ia makan sedikit maupun banyak. Tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur. [00:53:36] (35 seconds)


Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya demikian juga ia akan pergi. Telanjang seperti ketika ia datang. Dan tak diperolehnya dari jeripayahnya suatu pun yang dapat dibawa dalam tangannya. Ini pun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang demikian pun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin? [00:54:25] (22 seconds)


Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan. Mengalami banyak kesusahan. Penderitaan dan kekesalan. Lihatlah. Yang kuanggap baik dan tepat ialah. Kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jeripayah di bawah matahari. Selama hidup yang pendek. Yang dikaruniakan Allah kepadanya. Sebab itulah bahagianya. [00:54:49] (26 seconds)


Kekayaanmu menarik banyak benalu datang. Tambah kaya engkau. Tambah banyak orang yang mendekat kepadamu. Menjadi saudara palsu. Sahabat palsu. Teman palsu. Orang yang pura-pura hadir. Lalu kemudian memperhatikan engkau. Sebab dia pikir engkau punya gula. Engkau punya kue yang bisa dia ambil. Bukankah pribahasa berkata. Dimana ada gula. Disana ada semut. [01:07:17] (28 seconds)


Kekayaan ternyata mengancam nyawa versi Salomo. Sebab apa? Ada banyak orang menginginkan apa yang ada di balik peti besimu itu. Berangkasmu itu. Orang menginginkan di balik kamarmu, di balik lemarimu. Ada barangkali pencuri, perampok yang datang bisa dari. Dari luar rumah atau dari dalam rumah. Dia begitu mengancam nyawa. [01:11:26] (29 seconds)


Resiko kehilangan secara mendadak bisa terjadi. Jika kekayaan dijadikan. Tujuan hidup. Bukan perjalanan mengiring Kristus. Lalu kekayaan mengikuti. Bahaya yang ke enam. Kekayaan ternyata sangat menyusahkan. Ayat 17. Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan. Mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kesalahan. [01:14:11] (31 seconds)


Kekayaan gak bisa kita bawa ke alam keabadian. Kita semua tahu kebenaran ini. Tapi berapa banyak yang berpikir tuntas. Berpikir serius dan mendalam tentang apa yang kita tahu ini. Bahwa tak ada harta yang bisa kita bawa. Perhatikan, saya yakin pengkotba melihat dari realita hidup yang pertama. Yang kedua, pengkotba terinspirasi dari kitab Ayub. [01:17:13] (26 seconds)


Engkau akan bisa membawa semua yang bersifat materi dan sementara. Jika engkau menggunakan semua materi yang bersifat sementara itu. Untuk kekekalan. Baru bisa. Engkau kaya. Engkau menabur bagi pekerjaan Tuhan. Engkau kaya. Engkau peduli kepada sesama. Engkau kaya. Engkau membantu keluarga. Engkau menyekolahkan anak orang. Menolong pembantumu di rumah. [01:18:21] (23 seconds)


Pandanglah kekayaan sebagai berkat karunia Tuhan. Sang pengkotba berkata begitu, ayat 18. Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan, minum, dan bersenang-senang, dan dalam segala usaha yang dilakukan dengan jeripayat di bawah matahari, selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya. Sebab itulah bahagiannya. [01:25:26] (27 seconds)


Betapa penting, yang kau peroleh adalah karunia Allah. Tapi untuk menikmati karunia Allah ini pun, kita butuh karunia lain. Apa itu? Karunia menikmati. Jadi antidot, supaya tidak terkena virus delapan bahaya dari kekayaan. Bapak Ibu dan saya, pertama. Pertama, harus memandang semua yang ada padamu, sungguh-sungguh karunia Allah. Lalu kemudian yang kedua, ingatlah semua yang ada padamu, butuh karunia menikmati dari Allah. [01:33:22] (29 seconds)

Chatbot