Setiap orang pasti menyembah sesuatu, karena setiap orang memiliki prioritas dalam hidupnya. Apa yang kita beri bobot tertinggi, itulah yang kita sembah—bisa Tuhan, bisa juga hal lain seperti uang, keluarga, atau bahkan diri sendiri. Menyembah Tuhan berarti menempatkan Dia di atas segalanya, bukan sekadar menambah pengetahuan rohani, tetapi juga bersedia diajar, dikoreksi, dan diubahkan. Ketika Tuhan menjadi prioritas utama, hidup kita menjadi teratur dan sehat, dan kita terhindar dari penyembahan berhala, yaitu ketika hal baik menjadi hal utama yang menggantikan posisi Tuhan. [03:27]
Masmur 16:4a (NIV)
"Those who run after other gods will suffer more and more."
Refleksi: Apakah ada sesuatu dalam hidupmu yang diam-diam telah menjadi prioritas melebihi Tuhan? Jika ya, apa langkah konkrit yang bisa kamu ambil hari ini untuk menempatkan Tuhan kembali di posisi tertinggi dalam hidupmu?
Salah satu tanda penyembahan sejati adalah kerelaan untuk menyerahkan apa pun yang paling berharga dalam hidup kita kepada Tuhan, seperti Abraham yang rela menyerahkan Ishak. Seringkali, hal yang paling sulit kita lepaskan justru telah menjadi berhala dalam hidup kita—entah itu mimpi, rencana, atau orang yang kita kasihi. Tuhan tidak hanya ingin dilibatkan dalam rencana kita, tetapi menginginkan kita terlibat dalam rencana-Nya. Surrender adalah bentuk penyembahan terdalam, di mana kita mempercayakan seluruh hidup dan masa depan kita kepada Tuhan, bukan sekadar meminta Tuhan memberkati rencana kita sendiri. [07:40]
Kejadian 22:9-12 (ESV)
"When they came to the place of which God had told him, Abraham built the altar there and laid the wood in order and bound Isaac his son and laid him on the altar, on top of the wood. Then Abraham reached out his hand and took the knife to slaughter his son. But the angel of the Lord called to him from heaven and said, 'Abraham, Abraham!' And he said, 'Here I am.' He said, 'Do not lay your hand on the boy or do anything to him, for now I know that you fear God, seeing you have not withheld your son, your only son, from me.'"
Refleksi: Apa hal yang paling sulit kamu serahkan kepada Tuhan hari ini? Beranikah kamu berdoa dan berkata, “Tuhan, aku serahkan ini ke dalam tangan-Mu”?
Ketika ketakutan dan kekhawatiran melanda, manusia cenderung mencari pegangan lain selain Tuhan, seperti bangsa Israel yang membuat lembu emas saat Musa naik ke Gunung Sinai. Namun, pegangan dunia hanya memberi rasa aman sementara. Worship menolong kita mengalihkan fokus dari masalah dan ketakutan kepada kebesaran dan kebaikan Tuhan. Dengan memandang ke atas, kita belajar percaya bahwa Tuhan menopang hidup kita, dan hanya Dia sumber keamanan dan identitas sejati. [12:03]
Keluaran 32:1 (ESV)
"When the people saw that Moses delayed to come down from the mountain, the people gathered themselves together to Aaron and said to him, 'Up, make us gods who shall go before us. As for this Moses, the man who brought us up out of the land of Egypt, we do not know what has become of him.'"
Refleksi: Saat kamu merasa takut atau cemas hari ini, ke mana kamu mencari rasa aman? Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengalihkan fokusmu kepada Tuhan dan mempercayai-Nya sepenuhnya?
Penyembahan sejati bukan sekadar ritual atau ekspresi lahiriah, tetapi harus berasal dari hati yang melekat pada Roh Kudus dan sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Tuhan mencari penyembah yang menyembah dalam roh dan kebenaran, bukan hanya dengan mulut atau tindakan luar, tetapi dengan hidup yang benar dan hati yang tulus. Worship bukan hanya di gereja atau saat bernyanyi, tetapi dalam seluruh aspek hidup—di pekerjaan, keluarga, dan saat tidak ada orang yang melihat. Tanpa penyembahan pribadi, penyembahan publik hanyalah pertunjukan. [16:23]
Yohanes 4:23-24 (BIMK)
"Tetapi waktunya akan datang dan sebenarnya sudah tiba sekarang, yakni waktu di mana setiap orang yang benar-benar mau menyembah Allah akan menyembah-Nya melalui persatuan dengan Roh Allah, dan sesuai dengan ajaran benar dari Allah. Allah menginginkan orang-orang yang seperti itu untuk menyembah-Nya. Allah itu Roh, dan orang yang menyembah Dia harus menyembah-Nya dengan bantuan Roh Allah dan sesuai dengan ajaran benar dari Allah."
Refleksi: Apakah penyembahanmu selama ini hanya sebatas rutinitas atau sudah menjadi gaya hidup yang lahir dari hubungan pribadi dengan Tuhan? Apa satu langkah nyata yang bisa kamu lakukan hari ini untuk membangun penyembahan yang lebih otentik?
Worship bukan tentang preferensi atau kenyamanan pribadi, melainkan tentang memberi yang terbaik kepada Tuhan, seperti Maria yang mempersembahkan minyak narwastu yang mahal kepada Yesus. Penyembahan yang sejati adalah partisipasi aktif, bukan sekadar menjadi penonton atau penilai. Ketika kita benar-benar mengenal dan mengalami kebaikan Tuhan secara pribadi, kita terdorong untuk memberi yang terbaik, bahkan ketika tidak sesuai selera atau mood kita. Worship adalah tentang apa yang kita bawa kepada Tuhan, bukan apa yang kita dapatkan dari-Nya. [24:53]
Matius 26:6-10 (BIMK)
"Waktu Yesus dan kami murid-murid-Nya berada di kampung Betania dan sedang makan di rumah Simon yang juga disebut Si Borok, seorang perempuan datang membawa sebotol minyak wangi yang sangat mahal. Botol itu terbuat dari batu berwarna putih. Dia mendekati meja di mana Yesus makan dan menuangkan minyak itu ke atas kepalanya. Melihat hal itu, kami murid-murid menjadi marah dan berkata itu pemborosan besar. Minyak itu bisa dijual mahal. Lalu uangnya dapat kita bagi-bagikan kepada orang miskin. Tetapi Yesus mengetahui apa yang kami katakan. Lalu Ia berkata kepada kami, 'Kalian tidak usah menegur perempuan ini. Dia sudah melakukan hal yang indah bagi-Ku.'"
Refleksi: Apakah selama ini kamu lebih sering menjadi penonton atau partisipan dalam penyembahan? Apa bentuk persembahan terbaik yang bisa kamu bawa kepada Tuhan hari ini, terlepas dari mood atau preferensimu?
Worship is far more than singing songs or participating in a Sunday service. It is about what or who we give the highest value and priority in our lives. Every person, whether they realize it or not, worships something—be it God, money, career, family, or even personal dreams. The true essence of worship is found in what we are willing to surrender and what we rely on for our sense of security and identity. When God is at the center, everything else in life falls into its proper place; our relationships, ambitions, and possessions become healthy and meaningful. But when anything else takes that central place, even good things can become idols, leading to disorder and emptiness.
Reflecting on the stories of Abraham and the Israelites, we see two key questions: Are we willing to surrender what is most precious to us if God asks? And do we look to something other than God for our security? Abraham’s willingness to offer Isaac and the Israelites’ creation of the golden calf reveal the heart of worship and the dangers of misplaced trust. Often, what we find hardest to surrender is what has become an idol in our lives. Similarly, when we are anxious or afraid, we tend to seek comfort in things other than God, forgetting that only He can truly sustain us.
Worship, as Jesus taught, must be “in spirit and in truth.” This means our worship must flow from a genuine relationship with God, empowered by the Holy Spirit, and aligned with the truth of His Word. It is not just about outward expressions or rituals, but about a life that consistently honors God in both public and private. Singing and expressive worship are important, but they are only meaningful when they reflect a heart that is truly surrendered and grateful to God. Worship is not about our preferences or what we can get, but about what we bring to God—our praise, our lives, and our devotion.
The story of Mary pouring out expensive perfume on Jesus illustrates extravagant worship that flows from a deep personal encounter with God’s goodness. True worshipers move from being spectators to participants, compelled by the overwhelming grace and love they have received. When we truly know God and remember His goodness, worship becomes a natural, wholehearted response—one that is expressive, sacrificial, and transformative.
Worship dalam bahasa Inggris diambil dari kata worth dan ship. Worth itu artinya nilai, bobot, prioritas. Jadi arti kata worship sebenarnya adalah sesuatu yang kita kasih bobot tertinggi di kehidupan kita. Sesuatu yang kita kasih nilai prioritas tertinggi di kehidupan kita, itulah yang kita worship. Berarti kalau dari definisi ini, saudara, setiap dari kita, tanpa terkecuali, kita pasti menyembah sesuatu. We worship something or someone. Karena setiap dari kita punya susunan prioritas dalam kehidupan. [00:02:03] (37 seconds) #WorshipIsHighestPriority
Saya temukan saudara, sebenarnya yang paling diuntungkan ketika kita taruh Tuhan di posisi tertinggi adalah diri kita sendiri. Kita yang paling diuntungkan. Di Masmur 16 ayat 4a dari NIV dikatakan, Setiap orang yang menyembah ala lain, mengejar berhala lain, justru mereka akan menderita kemalangan. Betul saudara, karena begini, saya temukan ketika kita taruh Tuhan di posisi tertinggi dalam hidup kita, maka cara kita berinteraksi, cara kita memandang hal -hal lain yang di sekeliling kita, menjadi sehat dan menjadi benar. [00:05:10] (48 seconds) #GodFirstBringsBlessing
Jadi pertanyaan pertama yang kita bisa tanyakan kepada diri kita hari ini adalah, kalau Tuhan meminta saya menyerahkan hal tersebut, apakah saya bersedia untuk serahkan? Am I willing to surrender? Apa yang selama ini mungkin paling sulit kita serahkan, mungkin itu sebenarnya sudah menjadi berhala di hidup kita. [00:07:37] (23 seconds) #WillingToSurrender
Karena yang Tuhan mau bukan sekedar saya melibatkan Tuhan dalam setiap rencana saya. Yang Tuhan mau, Tuhan yang sedang melibatkan saya dalam setiap rencana dia. That's worship. That's worship. Jadi apa yang saudara sulit untuk lepaskan, sulit untuk serahkan, mungkin itu sejadi berhala di hidup kita. [00:08:38] (23 seconds) #LookUpNotDown
Saudara, worship is not for you. It's for God. Halo? Worship itu saudara harusnya memberi sesuatu, membawa sesuatu kepada Tuhan. bukan untuk dapetin sesuatu. Jadi kalau saudara selama worship, saudara gak dapet apa -apa. Ya udah, keep on worshiping Him. Because it's what you bring to God. Itu yang menyenangkan hati Tuhan. Worship bukan mengenai apa yang saudara bisa konsumsi dari Tuhan, tapi apa yang saudara bisa persembahkan kepada Tuhan. [00:23:50] (33 seconds) #WholeheartedExpressiveWorship
Saya mau ingatkan sekali lagi, saudara gak perlu peduli apa kata kiri kanan saudara. Mereka gak mati buat saudara. Tuhan Yesus yang mati buat saudara. So I encourage you to worship him wholeheartedly. Kasih ekspresif worship yang saudara bisa lakukan buat dia. Ingat -ingat kembali kebaikan Tuhan di hidup saudara. [00:34:28] (21 seconds)
I'm an AI bot trained specifically on the sermon from Jul 19, 2025. Do you have any questions about it?
Add this chatbot onto your site with the embed code below
<iframe frameborder="0" src="https://pastors.ai/sermonWidget/sermon/true-worship-priorities-surrender-and-authenticity" width="100%" height="100%" style="height:100vh;"></iframe>Copy