Strength in Suffering: Lessons from Job's Faith
Summary
### Summary
Dalam kehidupan ini, mengikuti Tuhan bukan berarti kita akan selalu menikmati hal-hal yang baik. Seringkali, Tuhan mengizinkan kita mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Kita harus mengubah paradigma kita bahwa mengikuti Tuhan tidak berarti hidup tanpa masalah. Sebaliknya, kita mengikuti Tuhan agar kita mendapatkan kekuatan saat masalah datang.
Kisah Ayub dalam Alkitab menjadi contoh yang sangat relevan. Ayub adalah orang yang saleh dan benar, namun ia mengalami penderitaan yang luar biasa. Hartanya diambil, anak-anaknya mati, dan tubuhnya dipenuhi penyakit. Namun, Ayub tetap memuji Tuhan, meskipun ia sempat mempertanyakan keadilan Tuhan. Ayub menjadi berdosa karena penderitaannya, bukan karena ia melakukan dosa sebelumnya.
Elihu, salah satu teman Ayub, menegur Ayub dan mengingatkan bahwa Tuhan memperhatikan penderitaan manusia. Elihu menekankan bahwa hidup dalam dosa tidak merugikan Tuhan, tetapi merugikan diri kita sendiri. Sebaliknya, hidup dalam kebenaran tidak membuat Tuhan untung, tetapi menguntungkan kita.
Kita harus hidup berjaga-jaga dan tidak berbuat dosa, meskipun kita menghadapi penderitaan yang berat. Tuhan mengizinkan penderitaan untuk menguji iman kita dan untuk menunjukkan bahwa hidup kita sepenuhnya ada di tangan-Nya. Kita harus selalu mengandalkan Tuhan dan tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri atau manusia lain.
### Key Takeaways
1. Mengikuti Tuhan Tidak Bebas Masalah: Mengikuti Tuhan bukan berarti hidup tanpa masalah. Tuhan mengizinkan kita mengalami penderitaan untuk menguji iman kita dan memberikan kita kekuatan saat menghadapi masalah. [25:09]
2. Penderitaan Ayub sebagai Pelajaran: Kisah Ayub mengajarkan kita bahwa penderitaan bisa datang tanpa sebab yang jelas. Ayub yang saleh dan benar tetap mengalami penderitaan yang luar biasa, namun ia tetap memuji Tuhan. Ini mengingatkan kita untuk tetap setia meskipun dalam penderitaan. [29:11]
3. Hidup dalam Dosa Merugikan Diri Sendiri: Elihu menegur Ayub dan mengingatkan bahwa hidup dalam dosa tidak merugikan Tuhan, tetapi merugikan diri kita sendiri. Sebaliknya, hidup dalam kebenaran menguntungkan kita. [40:50]
4. Kematian adalah Misteri: Tuhan tidak memberitahu kita kapan kita akan mati agar kita selalu hidup berjaga-jaga. Kita harus hidup seolah-olah kita akan mati besok, selalu siap dan tidak berbuat dosa. [53:26]
5. Pengampunan Membawa Berkat: Mengampuni orang yang telah menyakiti kita bukan untuk kebaikan mereka, tetapi untuk kebaikan kita sendiri. Dengan melepaskan pengampunan, kita membuka pintu berkat Tuhan dalam hidup kita. [59:25]
### Youtube Chapters
[0:00] - Welcome
[23:02] - Pembukaan dan Doa
[23:31] - Mengikuti Tuhan Tidak Bebas Masalah
[24:38] - Kisah Ayub
[25:09] - Mengubah Paradigma Mengikuti Tuhan
[25:47] - Penderitaan Ayub
[27:17] - Iblis Menguji Ayub
[28:22] - Kehilangan Ayub
[29:11] - Ayub Tetap Memuji Tuhan
[30:14] - Penyakit Ayub
[32:16] - Nilai Berharga dalam Kitab Ayub
[33:58] - Dosa Ayub
[36:12] - Teguran Elihu
[37:00] - Tuhan Memperhatikan Penderitaan
[40:50] - Hidup dalam Dosa Merugikan Diri Sendiri
[53:26] - Kematian adalah Misteri
[59:25] - Pengampunan Membawa Berkat
[01:05:41] - Penutup dan Doa Berkat
Study Guide
### Bible Study Discussion Guide
#### Bible Reading
1. Ayub 1:1-22 - Kisah Ayub yang saleh dan benar namun mengalami penderitaan yang luar biasa.
2. Ayub 35:1-8 - Teguran Elihu kepada Ayub tentang penderitaan dan dosa.
#### Observation Questions
1. Apa yang terjadi pada Ayub ketika Tuhan mencabut pagar perlindungan atas kekayaannya? ([27:17])
2. Bagaimana reaksi Ayub ketika ia kehilangan semua hartanya dan anak-anaknya? ([29:11])
3. Apa yang dikatakan Elihu kepada Ayub mengenai hidup dalam dosa dan kebenaran? ([40:50])
4. Mengapa Tuhan tidak memberitahu kita kapan kita akan mati menurut khotbah ini? ([53:26])
#### Interpretation Questions
1. Mengapa Tuhan mengizinkan Ayub mengalami penderitaan yang begitu berat meskipun ia adalah orang yang saleh dan benar? ([25:47])
2. Bagaimana Elihu menjelaskan dampak dari hidup dalam dosa dan hidup dalam kebenaran kepada Ayub? ([40:50])
3. Apa yang bisa kita pelajari dari reaksi Ayub terhadap penderitaannya tentang iman dan kesetiaan kepada Tuhan? ([29:11])
4. Bagaimana konsep kematian sebagai misteri mempengaruhi cara kita hidup sehari-hari? ([53:26])
#### Application Questions
1. Bagaimana Anda bisa mengubah paradigma Anda tentang mengikuti Tuhan agar tidak selalu mengharapkan hidup tanpa masalah? ([25:09])
2. Ketika menghadapi penderitaan, bagaimana Anda bisa tetap memuji Tuhan seperti Ayub? Apakah ada contoh konkret dalam hidup Anda? ([29:11])
3. Apakah ada dosa tersembunyi dalam hidup Anda yang perlu Anda akui dan tinggalkan? Bagaimana Anda bisa mulai melakukannya? ([40:50])
4. Bagaimana Anda bisa hidup berjaga-jaga setiap hari seolah-olah Anda akan mati besok? Apa langkah konkret yang bisa Anda ambil? ([53:26])
5. Apakah ada orang yang perlu Anda ampuni untuk membuka pintu berkat Tuhan dalam hidup Anda? Bagaimana Anda bisa mulai melepaskan pengampunan itu? ([59:25])
6. Bagaimana Anda bisa mengandalkan Tuhan lebih daripada kekuatan Anda sendiri atau orang lain dalam menghadapi masalah? ([47:55])
7. Apakah ada kebiasaan atau tindakan yang perlu Anda ubah untuk hidup dalam kebenaran dan menghindari dosa? Bagaimana Anda bisa mulai melakukannya minggu ini? ([40:50])
Devotional
Day 1: Mengikuti Tuhan Tidak Bebas Masalah
Mengikuti Tuhan bukan berarti hidup tanpa masalah. Tuhan mengizinkan kita mengalami penderitaan untuk menguji iman kita dan memberikan kita kekuatan saat menghadapi masalah. Dalam kehidupan ini, kita seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan dan kesulitan. Namun, penting untuk diingat bahwa Tuhan tidak menjanjikan hidup yang bebas dari masalah bagi mereka yang mengikutinya. Sebaliknya, Dia memberikan kekuatan dan ketabahan untuk menghadapi setiap ujian yang datang. Kisah Ayub adalah contoh yang sangat relevan. Ayub adalah orang yang saleh dan benar, namun ia mengalami penderitaan yang luar biasa. Hartanya diambil, anak-anaknya mati, dan tubuhnya dipenuhi penyakit. Namun, Ayub tetap memuji Tuhan, meskipun ia sempat mempertanyakan keadilan Tuhan. Ayub menjadi berdosa karena penderitaannya, bukan karena ia melakukan dosa sebelumnya. [25:09]
1 Petrus 4:12-13 (ESV): "Saudara-saudara yang kekasih, janganlah heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang aneh terjadi padamu. Tetapi bersukacitalah, karena kamu turut mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bersukacita dan bergembira pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya."
Reflection: Pikirkan tentang masalah atau penderitaan yang sedang Anda hadapi saat ini. Bagaimana Anda dapat melihatnya sebagai kesempatan untuk menguji dan memperkuat iman Anda kepada Tuhan?
Day 2: Penderitaan Ayub sebagai Pelajaran
Kisah Ayub mengajarkan kita bahwa penderitaan bisa datang tanpa sebab yang jelas. Ayub yang saleh dan benar tetap mengalami penderitaan yang luar biasa, namun ia tetap memuji Tuhan. Ini mengingatkan kita untuk tetap setia meskipun dalam penderitaan. Ayub kehilangan segala yang dimilikinya, termasuk anak-anaknya dan kesehatannya, namun ia tidak pernah berhenti memuji Tuhan. Penderitaan Ayub menunjukkan bahwa kesalehan dan kebenaran tidak selalu melindungi kita dari kesulitan hidup. Sebaliknya, penderitaan dapat menjadi alat yang digunakan Tuhan untuk menguji dan memperkuat iman kita. [29:11]
Yakobus 5:11 (ESV): "Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun. Kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah mengetahui apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan itu penuh belas kasihan dan rahmat."
Reflection: Bagaimana Anda dapat tetap memuji Tuhan di tengah penderitaan yang Anda alami? Apa yang dapat Anda pelajari dari ketekunan Ayub dalam menghadapi penderitaannya?
Day 3: Hidup dalam Dosa Merugikan Diri Sendiri
Elihu menegur Ayub dan mengingatkan bahwa hidup dalam dosa tidak merugikan Tuhan, tetapi merugikan diri kita sendiri. Sebaliknya, hidup dalam kebenaran menguntungkan kita. Elihu menekankan bahwa dosa tidak mengurangi kemuliaan Tuhan, tetapi justru merusak diri kita sendiri. Hidup dalam kebenaran bukanlah untuk keuntungan Tuhan, tetapi untuk kebaikan kita sendiri. Ketika kita memilih untuk hidup dalam dosa, kita menempatkan diri kita dalam posisi yang merugikan, baik secara rohani maupun fisik. [40:50]
Amsal 8:36 (ESV): "Tetapi siapa yang berdosa terhadap aku, merugikan dirinya sendiri; semua orang yang membenci aku, mencintai maut."
Reflection: Apakah ada dosa tertentu dalam hidup Anda yang perlu Anda tinggalkan? Bagaimana hidup dalam kebenaran dapat membawa manfaat bagi Anda secara pribadi?
Day 4: Kematian adalah Misteri
Tuhan tidak memberitahu kita kapan kita akan mati agar kita selalu hidup berjaga-jaga. Kita harus hidup seolah-olah kita akan mati besok, selalu siap dan tidak berbuat dosa. Kematian adalah misteri yang tidak diketahui oleh manusia. Tuhan sengaja menyembunyikan waktu kematian kita agar kita selalu waspada dan hidup dalam kebenaran. Dengan hidup seolah-olah kita akan mati besok, kita diajak untuk selalu siap dan tidak berbuat dosa, serta selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. [53:26]
Matius 24:42-44 (ESV): "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri datang, ia akan berjaga-jaga dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."
Reflection: Bagaimana Anda dapat hidup lebih berjaga-jaga dan siap sedia setiap hari? Apa langkah konkret yang dapat Anda ambil untuk menghindari dosa dan hidup dalam kebenaran?
Day 5: Pengampunan Membawa Berkat
Mengampuni orang yang telah menyakiti kita bukan untuk kebaikan mereka, tetapi untuk kebaikan kita sendiri. Dengan melepaskan pengampunan, kita membuka pintu berkat Tuhan dalam hidup kita. Pengampunan adalah tindakan yang membawa penyembuhan dan pembebasan bagi diri kita sendiri. Ketika kita memilih untuk mengampuni, kita membebaskan diri dari beban kepahitan dan dendam, serta membuka pintu bagi berkat Tuhan untuk mengalir dalam hidup kita. Pengampunan bukan hanya tentang orang lain, tetapi tentang membebaskan diri kita sendiri dari belenggu yang menghalangi berkat Tuhan. [59:25]
Kolose 3:13 (ESV): "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain. Sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian."
Reflection: Pikirkan seseorang yang telah menyakiti Anda dan yang perlu Anda ampuni. Bagaimana Anda dapat mulai melepaskan pengampunan kepada mereka hari ini, dan membuka pintu berkat Tuhan dalam hidup Anda?
Quotes
1. "Saya percaya bahwa kita semua dalam hidup ini Tentunya Dalam mengikut Tuhan kita bukan hanya menikmati Semua yang baik Tapi seringkali Tuhan akan izinkan juga Kita mengalami yang tidak Baik ya Mengikut Tuhan bukan hanya bicara tentang Semua yang enak Tapi suatu saat Tuhan akan izinkan Kita mengalami yang tidak enak Saudara mau sungguh-sungguh ikut Tuhan atau tidak Ya ini adalah konsekuensi Karena kita hidup di dunia Lusuh itu anak Tuhan Bu Kenapa saya menghadapi masalah? Kalau saudara menghadapi masalah Itu tandanya saudara masih ada di dunia Kalau sudah tidak ada masalah Berarti kau sudah pindah di alam Alam lain ya Di dunia roh yang lain Jadi kalau kita masih ada masalah Itu puji Tuhan." [23:31] (54 seconds)
2. "Kenapa kita ikut Tuhan? Karena memang dunia ini tempatnya Jadi masalah buat lo Tempatnya masalah Kenapa kita ikut Tuhan? Supaya kalau masalah datang Kita beroleh kekuatan Jadi rubah paradigma kita Rubah cara pandang kita Bahwa ikut Tuhan itu tidak ada masalah Siapa bilang? Semua tokoh-tokoh di atas kita Alkitab yang ikut Tuhan itu Hidupnya mengalami masalah Kalau kita membaca kitab ayub Setelah saya baca kitab ayub Saya menjadi malu Ternyata ada orang di alkitab Yang pergumulan Penderitaannya itu Tidak ada di dunia manusia ini Yang mengalami pergumulan Itu seberat ayub." [25:09] (53 seconds)
3. "Ayub berkata begini, Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan. Luar biasa gak imannya? Saya mau tanya, saudara ditipu orang, uangnya dibawa lari sama orang. Saudara berkata, puji Tuhan. Tuhan yang memberi, dia yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan. Saudara begitu kalau ditipu orang, itu baru ditipu orang itu. Belum anaknya mati, semuanya habis dalam waktu sekejap. Saya tidak bisa membayangkan. Akhirnya iblis menghadap lagi kepada Tuhan. Tuhan bilang, bagaimana? Terbuktikan hambaku itu setia Ayub. Oh karena dia masih sehat. Coba engkau cabut perlindunganmu atas tubuhnya. Aku mau lihat apakah dia akan tetap memuji engkau." [29:11] (66 seconds)
4. "Kalau kita membaca kitab ayub, maka kita ini menjadi orang yang tidak alai lebay. Tidak merasa paling menderita. Perlu baca kitab ayub. Siapa yang sudah pernah baca kitab ayub? Yang belum nanti pulang baca. Yang malas baca? Sepsis. Subscribe channel Youtube saya. Saya membahas di mesbah doa. Kitab ayub dari pertama sampai selesai. Perlu Anda baca kitab ayub. Karena semua yang ditulis dalam firman Tuhan ini, itu Tuhan punya maksud dan rencana. Tapi kenapa kita ini seringkali gagal menghadapi kehidupan? Karena kau tidak baca Alkitab. Banyak sekali nilai berharga dalam kitab ayub ini, saudara. Luar biasa." [32:16] (48 seconds)
5. "Kalau engkau memilih untuk hidup berbuat dosa, emang Tuhan tuh rugi apa? Tuhan tuh enggak pernah rugi waktu kita memilih untuk hidup berdosa. Itu pilihanmu. Itu pilihanmu sendiri. Anak muda, waktu kau pilih hidup dalam dosa, sorry, Tuhan enggak pernah rugi. Jangan terlalu ge'er. Merasa kalau kita ini hidup kudus, berjuang mematikan daging, terus Tuhan untung gitu. Tuhan enggak untung kalau kau hidup dalam kekudusan, Dia juga enggak untung. Sebaliknya kalau kau hidup dalam dosa, Dia juga enggak rugi. Jadi ayo kita mulai menyadari hidup ini, hidup kita ini singkat loh. Sangat singkat. Enggak ada yang pernah tahu kita ini bisa hidup sampai umur berapa." [40:50] (49 seconds)
6. "Tuhan itu enggak rugi. Enggak rugi. Anak muda, bertobatlah selama masih ada waktu. Hari-hari ini kita hidup di hari-hari yang terakhir. Tuhan yang pegang kendali. Kita dengar berita-berita akan datang gempa megateras. Ya, bisa terjadi. Karena itu sudah didengungkan dari beberapa tahun lalu. Bahkan Jepang juga sudah mengingatkan, bahwa memang Indonesia ini banyak lempengan yang itu bergeraknya setiap ratusan tahun sekali. Pernah terjadi di Kota Palu. 100 tahun. Setiap 100 tahun itu terjadi. Dan hari-hari ini sudah, hari-hari penggenapan lempengan itu akan bergerak lagi. Dan itu benar-benar terjadi di Kota Palu itu. Ngeri, saudara." [44:10] (48 seconds)
7. "Makanya ibu-ibu tidak usah terlalu sedih kalau kehilangan suami. Karena suami itu dua saja. Kalau tidak diambil Tuhan, diambil pelakor. Itu milik Tuhan, biarkan. Doakan saja. Kalau dia suka main-main sama pelakor, doakan Tuhan. Daripada pelakor yang ambil, mending Tuhan yang ambil. Lebih aman hidupnya. Jadi hati-hati, bapak-bapak. Kalau istrimu berdoa begitu, hati-hati. Dia bilang, iya, Bu. Tuhan jelas bicara. Tidak ada yang menjadi milikmu di dunia ini. Anakmu itu milikku. Suamimu itu milikku. Apapun yang kau punya hari ini, milikku, kata Tuhan." [51:07] (37 seconds)
8. "Kalau kau berbuat dosa, apa untungnya bagi Tuhan? Apa yang kau berbuat terhadap dia? Sebaliknya, dikatakan ayat yang ke-7. Jikalau engkau benar, apakah yang kau berikan kepada Tuhan? Atau apakah yang diterimanya dari tanganmu? Kalau engkau memilih untuk hidup benar, emang Tuhan untung apa? Sebab kebenaran manusia dihadapan Tuhan seperti kain. Kain kotor, kata firman Tuhan. Semua kebenaran kita dihadapan Tuhan itu seperti kain kotor. Tidak ada yang benar kita ini. Karena manusia telah dikandung di dalam dosa. Dan kita lahir sudah di dalam dosa. Jadi kebenaran kita dihadapan Tuhan seperti kain kotor." [54:24] (46 seconds)
9. "Kalau kau memilih hidup berbuat dosa, Tuhan tidak rugi. Tapi yang rugi adalah dirimu sendiri. Ingat ya, anak muda. Kalau kau hari ini tetap memilih untuk hidup dalam dosa. Berhofurahoya, dugem. Hidup dalam kenajisan Tuhan itu tidak rugi. Yang rugi adalah dirimu sendiri. Karena upah dosa itu ialah maut. Tinggalkan dosamu. Hari ini kalau firman Tuhan masih berbicara, terima dengan hati yang lemah lembut. Dan bilang, Tuhan aku mau bertobat. Amin, saudara. Selama masih ada kesempatan, bertobat. Jangan nikmati dosamu." [55:16] (48 seconds)
10. "Kalau kau masih punya kepahitan, takut akan Tuhan. Lepaskan pengampunan. Ya. Tapi dia itu tipu saya. Bawa lari uang saya. Biarin. Kita berkata Tuhan yang memberi. Dia yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan. Agak sedikit merubah ayat sih. Ya. Yang tepuk tangan ini orang-orang yang uangnya dibawa lari orang nih. Saya tahu dia menghibur dirinya. Tidak apa-apa. Tidak apa-apa. Ikhlas. Ikhlas. Tidak usah ditagi. Ikhlas. Karena kalau kau pikir terus uang yang hilang itu. Kau sakit kepala. Kau tidak diberkati Tuhan loh. Kita melepaskan pengampunan. Bukan untuk kebaikannya orang itu. Tapi untuk kebaikan dirimu sendiri." [58:23] (42 seconds)