Living Out God's Word: Faith, Worship, and Action

Devotional

Sermon Summary

Bible Study Guide

Sermon Clips

1. "Orang benar Dia pasti diterangi oleh cahaya firman Tuhan. Dengan pengertian Tuhan menyatai kita. Jalan hidup orang yang benar Tidak melenceng dari firman Tuhan. Sekalipun daging kita mungkin maunya ke kiri tapi firman mengatakan ke kanan dan kita ikuti. Kalau menghidup kita makin hari makin bagus jangan jauh dari Tuhan apapun keadaan kita tetap setia." [54:03] (45 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


2. "Sikap kita dalam mendengarkan firman Tuhan. Dalam memuji Tuhan. Menentukan masa depan kita. Menentukan hari esok kita. Karena kita tidak tahu besok bagaimana. Kemarin saya lihat satu laporan. Saudara bisa lihat di detikkom. Atau segala macam sosmed semuanya itu. Bahwa ekonomi menengah. Orangnya ekonomi menengah. Sembilan juta sekian persen. Turun pendapatannya. Semoga kita tidak. Jadi di depan itu banyak persoalan. Justru semakin banyaknya persoalan. Semakin kita harus dekat dengan. Sebab kalau kita tidak dekat dengan Tuhan. Yang mendekati kita. Hantu di balik aja. Sama lah setannya. Iya. Problem, bingung, khawatir, takut. Mau mati aja dah." [59:02] (67 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


3. "Masih saja ada orang yang datang bertahun-tahun. Tapi dia tidak pernah berubah. Karakter dan tingkah lakunya. Kasar tetap kasar. Kotor tetap kotor. Memenang sendiri tetap memenang sendiri. Macem-macem. Lihat aja di sosmed sendiri deh. Kelihatan kok. Walaupun mungkin sudah berpredikat rohaniawan. Kalau kita teruskan lagi. Karena kedatangan kita memang tidak ada hati untuk mau berubah. Yang gak bakal berubah. Walaupun gereja sudah mengundang pendeta. Dari yang bule sampai yang hitam. Dari yang kurus sampai yang gemuk. Dari yang tinggi sampai yang pendek. Tetap saja gak berubah. Karena kita baru saja datang, duduk dan tidur." [01:00:29] (61 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


4. "Kalau kita mengaku percaya Tuhan. Sapantesnya kita menuruti firman Tuhan ini. Karena yang ngomong bukan saya. Sesungguhnya. Barang siapa tidak menyambut kerajaan Allah. Seperti seorang anak kecil. Ia tidak akan masuk ke dalamnya. Mengapa diambil contoh anak kecil. Yang belum mengerti apa-apa. Istilah belum mengerti dunia. Seperti kita yang sudah dewasa. Dan sudah berusia. Kita sudah bisa berpikir kok. Kita sudah tahu mana yang baik, mana yang jahat. Mana yang boleh, mana yang jangan. Kita sudah bisa. Anak kecil belum bisa. Kenapa Yesus ambil contoh itu?" [01:09:03] (44 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


5. "Kalau kita mau diberkati Tuhan. Mau doa kita dijawab Tuhan. Dalam segala persoalan pribadi yang kita hadapi. Ya kita juga harus menghormati Tuhan dong. Jangan suruh Tuhan tunggu kita. Siapa sih kita? Biar Tuhan hadir dulu. Baru kita datang. Dengan wajah tanpa dosa. Ada dulu Jakarta. Datang sengaja memperlambat. Sudah hampir setengah jam puji-pujian baru datang. Dengan wajah tanpa dosa. Terus minta bangku lagi. Terus ini ya. Sikap kita. Kecuali Jemaat Bethany. Nginden. Sikap kita tidak pernah serius. Sementara kalau kita minta Allah. Harus serius menjawab. Plus memberi kepada kita." [01:06:31] (58 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


6. "Kalau kita datang dengan serius. Kalau datang hanya cuma aku wesnang gereja. Rugi. Mau gak mau berubah. Semua ini berubah di dunia ini. Kecuali perubahan sendiri yang tidak pernah berubah. Sekarang dengan berubahnya AI. Ini sekalian dimimbar ya. Sekalian ngomong khususnya buat ibu-ibu. Dengan segala hormat ibu-ibu. Tolong dengar baik-baik. Ya. Sekarang kemajuan AI. Foto. Saya difoto disini. Lalu mungkin ibu fotonya saya disini. Masing-masing kita berdiri. Mungkin sudah pada terima semuanya. Tapi itu foto bisa membuat kita sedang berpelukan. Kalau ibu-ibu gak sensitif." [01:12:02] (47 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


7. "Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini. Seorang mempunyai pohon arah. Yang tumbuh di kebun anggurnya. Pohonnya tumbuh. Dan ia datang untuk mencari buah. Pada pohon itu. Tetapi ia tidak. Menemukannya. Berarti tidak berbuah. Lalu ia berkata. Kepada pengurus kebun anggur itu. Sudah tiga tahun. Aku datang mencari buah. Pada pohon arah ini. Berarti Tuhan sudah sabar. Oke. Dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini. Untuk apa ia hidup. Di tanah ini dengan percuma. Kenapa? Tuhan menciptakan kita untuk tinggal di dunia ini. Walaupun di Surabaya maupun dimana saja kita berada. Tuhan punya maksud. Agar kita berbuah. Untuk menangkan jiwa." [01:22:25] (54 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


8. "Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain. Setiap hari. Bosan-bosan dia tuh. Selama masih ada dikatakan hari ini. Kita masih punya. Hari ini. Asyik amin Siti tuh. Nang diwong ya. Oh no. Oke. Thank you. Kalau kita masih punya hari ini. Pakailah. Hari ini. Sebaik mungkin. Jangan asal-asalan. Kena sindikan. Supaya jangan ada diantara kamu. Yang menjadi tegar hatinya. Kena tipu daya dosa." [01:25:51] (41 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


9. "Saya bukan maksa. Maksudnya. Iman tumbuh dari pendengaran. Akan firman Kristus. Kalau kau mengatakan amin. Dan kau dengar dengan telingamu sendiri. Maka itu masuk ke dalam dirimu. Beneran. Oke. Nah jika ini yang kita lakukan. Hasilnya luar biasa. Apa sih ini? 2 Korintus 2 ayat 14. Tetapi syukur bagi Allah. Yang dalam Kristus. Selalu membawa kami. Di jalan kemenangannya. Nah Yesus tidak pernah membuat kita jadi si kalah. Si cengeng. Si bingung. Si khawatir. Dan lain sebagainya. Selalu kepada kemenangan. It depends on you. Tergantung anda dan saya. Sampai dimana. Kita percaya Yesus." [01:27:37] (55 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


10. "Dengan perantalan kami. Ia menyebarkan keharuman. Pengenalan akan dia dimana-mana. Eh melalui kita. Kami itu kita. Dengan kesaksian hidup kita. Yang babak belur. Yang pernah susah. Pernah gak punya duit. Pernah sakit seolah-olah udah mendekati mati. Misalkan gitu. Itu membawa keharuman. Nama Kristus. Bukan mengeluh. Bukan bingung. Bukan khawatir. Sementara Firman mengingatkan kepada engkau dan saya. Jangan kamu khawatir. Burung di udara dia. Bunga di padang. Segala kebutuhan makan pakemu. Terima kasih. Ngono. Iku baru uang percoyo." [01:29:19] (49 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


Ask a question about this sermon