Iman dan Pengharapan: Menemukan Kekuatan dalam Kristus

Devotional

Sermon Summary

Bible Study Guide

Sermon Clips

1. "Kita perlu penyertaan Tuhan. Saudara hari ini saya berbicara tentang ujian iman ya. Kita perlu iman untuk mengikut Tuhan ya dan mengikut Tuhan itu gak enak. Siapa yang bilang ikut Yesus enak? Ya, ikut Yesus itu gak enak. Kenapa? Karena kita harus belajar melakukan kehendak Tuhan, kita harus mematikan keinginan daging. Matikan keinginan daging itu gampang, enak atau tidak? Tidak, karena semuanya pengennya hidup menurut daging. Karena daging ini enak. Rasul Paulus berkata, aku benci tubuh celakaku ini. Karena aku ingin dekat dengan Tuhan, tapi sulit, aku masih diam di dalam tubuhku. Yang masih bisa marah, bisa tersinggung, bisa kepahitan, bisa kecewa, bisa takut. Tapi kita berdoa, saudara, supaya hari ini Tuhan boleh berbicara kepada kita, memberi kekuatan." [06:32] (60 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


2. "Selama masih ada pengharapan di dalam hidup kita, maka selalu masih ada kesempatan. Tidak ada yang mustahil, sodara. Asal kita masih berharap kepada Tuhan. Yang bahaya itu kalau orang sudah tawar hati, sudah tidak punya pengharapan. Ya, biar ajalah. Yang memang namanya hidup begini, ya mau diapa? Ya, tidak usah Tuhan-Tuhanan lah. Ini bahaya, sodara. Ya, kadang-kadang orang saking menderita, dia sudah tidak mau lagi berharap kepada Tuhan. Dikatakan di sini, kita yang tadinya mati karena dosa, kita bersyukur lewat Kristus, kita dihidupkan kembali, dibawa kepada satu kehidupan yang penuh dengan pengharapan." [08:51] (47 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


3. "Jadi, sodara, kita ini semua yang mau masuk sorga harus mulai latihan sekarang. Latihan hidup di sorga. Di sorga itu tidak ada orang marah-marah, amin. Haleluya. Kalau sodara masih marah-marah, sodara tidak bisa masuk? Di sorga tidak ada orang selingkuh. Di sini pasti tidak ada yang selingkuh ya. Ya, Cimahi ini aman-aman tenteram kan? Insya Allah. Aman tenteram ya, tidak ada ya di sini perselingkuhan ya, sodara. Ada atau tidak? Tidak ada ya, puji Tuhan. Sodara, di sorga itu tidak ada orang tersinggung. Di sorga tidak ada orang kepahitan. Di sorga tidak ada orang kecewa. Karena di sana ada bagian yang tidak dapat cemar, tidak layu, tidak binasa." [10:04] (59 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


4. "Jangan santai jadi orang Kristen. Jangan aman-aman. Oh saya pengkotbah pasti masuk sorga. Belum tentu. Saya pemain musik di gereja. Pasti saya masuk sorga. Orang tiap minggu saya absen. Belum tentu. Oh saya paduan suara. Tadi paduan suaranya keren banget loh, tepuk tangan dong saudara. Keren loh ya. Bapak-bapak, ibu-ibu ya keren. Bagi suaranya keren ya. Nanti di sorga juga satu grup ini akan tampil. Berarti sudah pengen ke sorga ya? Amin saudara ya. Jadi tidak menjadi jaminan ketika kita paduan suara di gereja. Main musik di gereja. Kotbah seperti saya. Bukan berarti langsung otomatis. Tapi terdaftar di sorga. Baru akan dinyatakan pada akhir jaman nanti. Siapa yang lulus." [13:13] (57 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


5. "Iblis tidak suka kita hidup dalam kerajaan Allah. Apa itu kerajaan Allah? Roma 14 ayat 17 berkata. Sebab kerajaan Allah bukan soal makanan, minuman, pakaian. Tapi soal kebenaran, damai, sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Walaupun kita masih hidup di dunia sekarang. Kalau kita hidup dalam kebenaran. Dalam hidup kita pasti ada damai, sejahtera. Ketika ada damai, sejahtera dan kebenaran. Maka kita pasti bersukacita. Orang yang dipelihara dalam kekuatan Tuhan. Dia sudah hidup di surga. Selagi dia masih di bumi. Ada kebenaran, damai, sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Ini yang harus kita jaga." [14:39] (46 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


6. "Apa yang paling membuat manusia itu bisa hidup damai? Waktu kita hidup di dalam kekudusan. Bukan ketika punya uang banyak. Karena banyak orang punya uang. Tapi hidupnya tidak ada damai. Ya. Benar saudara. Uang itu bukan jaminan kebahagiaan. Jangan salah berpikir. Jangan suka iri kalau lihat orang kaya. Enak banget ya kaya. Saya banyak ketemu orang kaya raya-raya. Tapi kalau pulang saya bilang sama suami saya. Say. Lebih bahagia kita. Iya. Tidak bisa tidur kalau malam. Ya. Punya banyak persoalan. Tiap hari telepon saya diundang makan orang kaya. Saudara. Dia yang traktir kami. Makan enak di restoran mahal. Jutaan. Kami makan. Dia terima telepon. Marah-marah terus." [17:53] (54 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


7. "Jadi hidup ini bukan soal berapa lama. Kita hidup. Tapi apakah hidup kita ini berdampak atau tidak? Nah dalam kita menanti keselamatan yang akan dinyatakan Tuhan itu. Mari kita minta kekuatan Tuhan saudara. Agar kita ini memperoleh kekuatan bertahan. Di dalam hidup kudus. Ya di dalam perkenanan Tuhan. Ayat yang keenam dikatakan begini. Bergembiralah akan hal itu. Sekalipun sekarang ini. Kamu seketika harus. Berduka cita. Oleh apa? Berbagai-bagai pencobaan. Ya tadi kita sudah baca yang enak-enak. Uh kita disediakan begini di sorga ini ini ini ini ini. Tetapi bergembira memang akan hal itu. Sekalipun sekarang ini. Kamu seketika harus berduka cita. Oleh berbagai-bagai pencobaan." [26:55] (57 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


8. "Jadi saudara. Saya bilang. Kamu kalau memang mau cari istri yang kayak orang Jawa. Kenapa kamu gak nikah sama Sri Rezeki. Ya. Kenapa kamu cari Debbie Basir. Gitu kan saudara. Ngapain gitu kamu nikahnya sama saya. Saya ini orang Sulawesi. Setiap hari. Mbak Nek ngomong itu. Nada belakangnya turun. Lalu saya bilang sama dia. Coba kamu. Coba kamu. Ngomong nada belakangnya naik. Sama sulitnya. Dia pun tidak bisa. Orang saya itu kalau negur anak-anak saudara. Saya bilang sama dia. Kamu itu kalau sama anak-anak. Anak nakal. Marah. Marah saya. Marah. Tolong please marah. Marahnya itu. Dek. Kui kok ngono. Itu bukan marah. Itu bukan marah saya. Aku stres aku." [44:46] (50 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


9. "Ketika kita mempraktekkan firman Tuhan. Ya. Akhirnya. Saya melihat suami saya mulai berubah. Ya. Dia mulai bantu di dapur. Dia mulai apa. Saya kadang duduk di meja. Dia datang bikinin saya kopi. Say. Ini aku bikinin kopi ya. Ini bikinnya dengan cinta loh. Enggak ada saling menuntut. Ego dimatikan. Dulu ribut. Kami terus tiap hari. Masalah kecil jadi besar. Ya. Kalau sudah begitu. Enggak mungkin rumah tanggamu diberkati. Enggak mungkin Tuhan curahkan berkat. Berkelimpahan dalam rumah tangga kita. Kenapa? Tiap hari ribut. Karena Alkitab berkata. Dimana ada dua orang hidup sehati. Sepikir bersama. Kesanalah berkat Tuhan. Itu diperintahkan." [50:09] (47 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


10. "Jadi saudara kami ini mengalami. Banyak persoalan ikut Tuhan. Itu tidak enak. Bagi daging kita. Tapi tujuan. Dari semua itu. Untuk memurnikan iman. Hari ini. Kami punya begitu banyak kesaksian iman. Kenapa? Karena kami mengalami. Saudara harus punya kesaksian. Bersama Tuhan. Waktu kita mengalami itu. Tuhan aku akan menang menghadapi ini. Supaya aku punya kesaksian iman. Bagi keluarga ku. Bagi anak-anak ku. Dan biarlah kita menjadi tokoh iman. Amin saudara. Amin. Kita kan rindu nama-nama kita tercatat. Dalam kitab kehidupan sebagai tokoh iman. Saya percaya. Waktu kita mau. Maka Tuhan pasti turut bekerja." [01:08:46] (53 seconds) (Download raw clip | Download cropped clip)
Download vertical captioned clip


Ask a question about this sermon