Finding True Purpose and Promise in Christmas

Devotional

Sermon Summary

Sermon Clips



The Bible is filled with people Who are in the calling But they are also not rich Wealth And money is not the size of everything But the main size of the call of God is Wherever we are placed There we can be blessed Who agrees and wants to say amen While standing in front of God Am I blessed there or not? Everyone has a calling We can run as far as God wants We can run as far as God wants Whatever you are in need of Whatever you don't deserve In the end we will be blessed by God.

Tetapi di hari yang sama juga kita merayakan Merayakan perjamuan kudus pengorbanan Tuhan Saudara pengorbanan Yesus Dengan hari Natal juga memiliki Sebuah kesamaan Yaitu dua -duanya adalah bukti Dari penggenapan janji Tuhan Untuk umat manusia Dia berjanji karena begitu besar kasih Allah ke dunia ini Sehingga ia mengaruniakan Anaknya yang tunggal Supaya siapa yang percaya kepada dia Tidak akan binasa Melainkan mendapatkan kehidupan yang kekal.

Sebab itu mari kita angkat roti dan anggur kita dengan bangga Karena kita punya Tuhan yang selalu menepati setiap janjinya Dan aminkan jika saudara percaya Bukankah roti dan anggur yang atasnya Kita ucapkan syukur ini Bukankah ada persekutuan dengan tubuh dan darah Yesus Dengan tubuh dan darah Yesus Dengan tubuh dan darah Yesus Jika saudara percaya Mari kita makan bersama -sama dengan iman percaya Di dalam tangan Tuhan Yesus Amin.

Kenapa Natal bicara tentang janji? Karena saya catat Natal dimulai dengan janji. Dan diakhiri dengan penggenapan dari janji itu. Sebab itu kita sebagai orang percaya yang melihat Natal terjadi. Yang melihat seorang anak telah dilahirkan untuk kita. Kita bisa yakin akan Yosua 21 ayat yang ke -45. Yosua 21 ayat yang ke -45 dikatakan demikian. Dari segala yang baik yang dijanjikan Tuhan kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya apa Bapak Ibu? Dan itu doa saya buat setiap Bapak Ibu Saudara yang mengikuti ibadah ini. Dari semua yang baik yang dijanjikan Tuhan kepada Saudara dan saya, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya terpenuhi.

Saya mau kembalikan iman Saudara. Saya mau Saudara sebagai jemaat kita kembali memiliki api yang baru untuk Tuhan. Kita punya iman yang kita bangkitkan. Karena hari -hari ini saya lihat banyak orang Kristen pesimis dengan janji Tuhan. Mereka tidak lagi percaya dengan janji Tuhan. Entah karena pengajaran tertentu. Entah karena pengalaman. Pengalaman hidup tertentu. Entah karena mereka punya masalah persoalan. Tetapi saya tetap seorang hamba Tuhan yang percaya. Janji Tuhan itu iya dan amin. Dan Natal menunjukkan itu buat Saudara dan saya.

Memang kalau kita lihat dan menyamakan Tuhan dengan manusia. Kita pasti kecewa. Karena saya ingin kasih tau kepada Bapak Ibu Saudara. Seringkali kita jadi tawar hati. Karena seringkali kita berharap sama janji manusia. Yang tentunya seringkali mereka gak tepatin. Tetapi saya catat di slide. Ayo bulan Natal ini Saudara jangan tawar hati. Kenapa? Karena kita belajar. Saya catat bahwa jangan pernah kita membiarkan pengalaman kita dengan manusia. Mempengaruhi iman. Iman kita kepada Tuhan.

Sebab itu ayo, bulan Desember ini, naikkan ekspektasi saudara. Imani bahwa apa yang Tuhan pernah janjikan mungkin selama ini belum digenapi. Mungkin janji untuk pemulihan keluarga. Mungkin janji untuk saudara diberikan keturunan dari Tuhan. Mungkin janji untuk saudara mengalami kesembuhan ilahi dari sakit penyakit saudara. Mungkin doa saudara buat anak -anak saudara, buat suami saudara, buat istri saudara. Doa saya bulan Desember ini. Semua janji -janji Tuhan, semua yang baik yang dijanjikan Tuhan, semuanya terpenuhi dalam hidup saudara dan saya.

Kalau saudara lulus akan setiap ujian itu. Ada kebenangan di balik setiap ujian dalam hidup kita yang percaya. Boleh katakan amin. Kasih tepuk tangan yang paling meriah. Buat. Sebab itu hari ini saya mau tutup khutbah saya. Saya mau tunjukkan kepada saudara pada kisah Natal. Bahwa ada tiga ujian yang harus dihadapi oleh Yusuf dan Maria. Tiga ujian ini kita pun hari -hari ini sedang menghadapinya. Dan mari kita belajar bersama -sama. Untuk kita bisa sebagai satu gereja, sebagai satu keluarga di dalam Tuhan. Kita lulus dari ujian ini.

Ujian ketaatan selalu dalam bentuk kita diminta melakukan sesuatu yang sulit. Contohnya adalah Maria. Maria diminta untuk hamil. Padahal dia belum bersuami. Dia masih dalam konteks tunangan dengan Yusuf. Dia masih perawan. Sulit gak? Sulit banget. Sulitnya bukan masalah hamilnya. Kalau hamilnya semua wanita harus hamil. Sulitnya adalah dia harus kasih tau orang -orang terdekat. Iya dong gak mungkin tiba -tiba perutnya besar kan. Dia harus kasih tau semua orang. Itu sulit loh.

Kalau saudara pernah kecewa kepada manusia, ingat itu hal yang biasa. Kenapa? Karena manusia meskipun mereka berjanji, mereka terbatas dengan kekuatannya. Tapi hari ini saya ingatkan kepada Saudara. Saya mau bangkitkan iman Saudara. Kita menyebut Tuhan yang tidak terbatas. Dan dia gak pernah kekurangan cara untuk menepati janjinya dalam hidup Saudara. Percaya katakan amin. Bapak, Ibu, memang manusia itu janjinya banyak mengecewakan.

Kalau kita lihat dari kacamata yang jalanin hari Natal, oh jauh daripada yang namanya sukacita. Kenapa? Karena Yusuf dan Maria pada hari Natal mereka memasuki Bethlehem tanpa uang, tanpa ruangan untuk mereka, dan harus melahirkan seorang anak bukan di kamar yang bersih. Mereka harus melahirkan di sebuah kandang dan menaruh bayi Yesus di sebuah palungan. Bagi saya itu merupakan satu ujian yang berat Bapak Ibu. Sesusah -susahnya kita dulu, saya sebut kata dulu, karena saya percaya disini gak ada yang susah dari wajah saudara kelihatan wajah orang diberkati semua.

Kalau kita lihat dari kacamata yang jalanin hari Natal, oh jauh daripada yang namanya sukacita. Kenapa? Karena Yusuf dan Maria pada hari Natal mereka memasuki Bethlehem tanpa uang, tanpa ruangan untuk mereka, dan harus melahirkan seorang anak bukan di kamar yang bersih. Mereka harus melahirkan di sebuah kandang dan menaruh bayi Yesus di sebuah palungan. Bagi saya itu merupakan satu ujian yang berat Bapak Ibu. Sesusah -susahnya kita dulu, saya sebut kata dulu, karena saya percaya disini gak ada yang susah dari wajah saudara kelihatan wajah orang diberkati semua.

[00:04:08] ( | | )

Ask a question about this sermon